7 Genetik Orang Tua Yang Dipercaya Menurun Kepada Anak.
Banyak pasangan yang berharap anak mereka bisa menuruni hal-hal positif dari genetik orangtua, entah dalam hal kecantikan, kecerdasan, sifat, maupun hal-hal lain. Ya, beberapa sifat secara ilmiah memang bisa diwariskan dari orangtua kepada anak melalui gen. Bahkan, riwayat penyakit pun juga bisa diturunkan pada sang buah hati.
Kira-kira hal apa saja yang bisa diwariskan dari genetik kedua orangtua kepada anak? Dan siapakah yang lebih dominan mewariskan gen itu? Apakah ayah atau ibu? Langsung aja kita simak ulasannya.
-
Kecenderungan tinggi.
genetik orangtua laki-laki (ayah) memengaruhi tinggi anak-anak mereka lebih dari ibu. Pria tinggi biasanya memiliki anak yang lebih tinggi. Sekitar 60-80% tinggi seseorang bergantung pada orangtua mereka, selebihnya adalah hasil dari pola makan, gaya hidup, dan kesehatan. Selain itu, tidak semua anak yang lahir memiliki tinggi badan sama dengan saudara-saudaranya meski mereka berasal dari orangtua yang sama. Biasanya, anak yang lebih muda lebih pendek dari yang lebih tua jika jenis kelaminnya sama.
-
Rambut keriting dan lurus.
Jika genetik kedua orangtua memiliki rambut keriting, maka sang anak akan memiliki rambut keriting juga. Jika rambut kedua orangtuanya lurus, maka rambut anaknya pun juga akan lurus. Namun jika orangtua mereka berbeda rambut, yang satu keriting dan yang satu lurus, maka bisa jadi rambut anaknya akan bergelombang.
Juga ketika kedua orang tua memiliki rambut keriting, namun ada riwayat rambut lurus di salah satu keluarganya, maka anak yang akan lahir pun tidak menutup kemungkinan memiliki rambut lurus.
-
Kondisi gigi menurun dari ayah.
Jika seorang ayah sering mendatangi dokter gigi, anak-anaknya kemungkinan besar juga mengalami masalah gigi. Meski bentuk dan ukuran gigi yang diwariskan bisa diperoleh dari salah satu orangtua, namun gen ayah masih dominan. Jadi, jika seorang ayah memiliki gigi yang buruk, anak itu kemungkinan memiliki masalah yang sama juga.
-
Jenis kelamin mengikuti gen ayah.
Pada umumnya gen kelamin anak akan mengikuti ayahnya. Jika sang ayah memiliki saudara laki-laki yang banyak, maka kemungkinan anaknya juga akan berjenis kelamin laki-laki. Namun jika sang ayah memiliki lebih banyak saudara perempuan, maka anaknya akan cenderung lahir perempuan juga. Meski begitu, tetap ada pria yang berpotensi memiliki anak laki-laki ataupun perempuan dengan jumlah seimbang. Namun pria seperti ini jumlahnya tidak banyak.
baca juga : 5 Sugesti Penyemangat Bagi Anak Anda supaya Mereka Menikmati Suasana di Sekolah Baru
-
Kecenderungan penyakit mental dan jantung berasal dari ayah.
Seiring bertambahnya usia, kualitas sperma menurun. Ini meningkatkan risiko penyakit mental, autisme, hiperaktif, atau gangguan bipolar pada anak yang akan dilahirkan jika usia sang ayah sudah tua. Selain itu, anak-anak yang lahir dari ayah berusia di atas 45 tahun dimungkinkan mengalami gangguan mental dan kesulitan belajar.
Pada usia berapa pun, pria yang memiliki penyakit jantung koroner cenderung meneruskan risiko penyakit itu ke putranya.
-
Kegemukan menurun dari orangtua.
Kecenderungan memiliki badan yang kurus ataupun yang gemuk juga diwariskan secara genetik. Beberapa pengukuran berat badan dan pinggang yang didasarkan pada gen mencapai prosentase sekitar 25%. Karena warisan gen inilah seseorang dengan berat badan berlebih seringkali mengalami kesulitan dalam menurunkan berat badan.
Meski sama-sama diwarisi oleh salah satu orang tua, tetapi kecenderungan menjadi gemuk lebih sering diwariskan daripada kecenderungan kurus. Selain itu, berat seorang anak lebih bergantung pada ibu mereka. Seorang anak akan kurus jika ibunya kurus. Namun jika sang ibu memiliki berat badan berlebih, anaknya mungkin juga akan berbadan ekstra setelah lahir.
-
Kecerdasan menurun dari ibu.
Gen yang memengaruhi kecerdasan terkandung dalam kromosom X. Inilah mengapa anak laki-laki mewarisi kecerdasan dari ibunya. Sementara anak perempuan menerima kecerdasan dari kedua orangtua, baik ayah maupun ibu.
Namun, hanya 40% kecerdasan ibu yang diwariskan, sisanya adalah pengalaman dan usaha sang anak untuk mengasah kecerdasan itu sendiri. Jadi, kerja keras dalam belajar sangat mempengaruhi. Rata-rata, IQ anak laki-laki memiliki perbedaan 15 poin dari ibu mereka.